Senin, 17 Mei 2010

MUTIARA HIKMAH

Cucu-cucuku, putra-putriku, Saudara-saudaraku, saat ini sudah pukul enam pagi, waktu yang baik untuk jalan-jalan.

Ayolah kita menuju taman.
Lihatlah alangkah banyaknya orang disini. Apakah kalian melhat anak laki yang berdiri sendirian disana, yang terlihat sangat sedih? Ia kelihatan mengkhawatirkan sesuatu, ada apa? Mari kita tanya.

"Putraku, anak-anak yang lain bermain dengan gembira bersama orang tua mereka, namun kau berdiri sendirian disini dengan wajah yang muram, ada apa?

"Apakah yang menggelisahkan hatimu?".
Si anak itu menjawab, " orang tua dan saudara-saudaraku tidak mempedulikan aku. Mereka terlalu sibuk bermain bola dan kejar-kejaran. Mereka tidak peduli dengan kesedihan diwajahku. Tapi engkau memahami perasaanku. Kalau kulihat wajah anak-anak yang datang bersamamu, aku melihat prilaku yang baik.
Sehingga saya menduga engkau adalah orang yang bijaksana."

Kemudian si anak itu berbicara lagi, "setiap kali aku datang kesini atau pergi kepinggir pantai, aku melihat orang tuaku tertawa, bermain, dan bersenda gurau diatas tanah. Aku ingin menangis. Gadis-gadis berlarian kesana-kemari tanpa menutupi aurat. Ini sangat membingungkanku. Kakak-kakakku juga tidak jauh berbeda dengan ayah dan ibuku. Walaupun aku masih kecil tapi aku tahu bahwa perbuatan itu pasti salah". Si anak melanjutkan ceritanya, "setiap aku bangun pagi dan shalat, dan sebelum berangkat sekolah aku harus belajar terlebih dahulu. Namun terkadang orang tuaku selalu mengganggu aktifitasku setiap hari dengan membawaku ketempat-tempat yang tidak berguna. Bahkan pada malam haripun,aku tak bisa belajar, keadaan sangat hiruk pikuk. Orang tuaku tertawa-tawa dan menghibur teman-temannya dengan musik, dan cerita-cerita yang tidak mendidik". Sejenak ia terhenti meneteskan air mata, tidak lama ia melanjutkan ceritanya, "kalau aku memikirkan hal ini, rasanya hidupku terbuang percuma, rasanya aku tidak mau hidup lagi. Aku bertanya-tanya pada Tuhan penciptaku, kenapa aku dilahirkan kedunia dengan orang tua seperti ini? Jika aku tetap hidup maka aku berjanji hidupku harus lebih baik dari orang tuaku dan aku harus bisa mengubah perilaku orang tua dan saudara-saudaraku". Mendengar cerita si anak itu, si kakek lalu berkata, " cucu-cucuku yang tercinta apakah kalian mendengar apa yang dikatakan anak ini? Apabila kalian nanti mempunyai anak, kalian harus membimbing mereka dengan benar. Kalian jangan hanya mengurus mereka dari segi fisiknya, tapi juga harus mengajari mereka tentang cinta, kepercayaan, dan keyakinan terhadap Tuhan dan kalian harus berusaha menjaganya agar menjadi anak yang shaleh".

"diambil dari USWAH edisi remaja" Mei 2002/Shafar 1423 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar